Lawang Sajarah: Refleksi Masa Lalu Untuk Masa Depan

Lawang Sajarah adalah Inovasi dari Perpustakaan dan Arsip UGM. Lawang Sajarah dapat didefinisikan sebagai pintu/gerbang sejarah. pintu masuk bagi masyarakat untuk mengetahui peristiwa dan nilai-nilai masa lalu. Koleksi langka dalam Lawang Sajarah memiliki keunikan di antaranya: Karya proklamator Bung Hatta, serta tokoh perjuangan bangsa; Karya para ilmuwan masa kolonial; Catatan sejarah masa kolonial; Muatan budaya lokal; Informasi budaya yang mungkin sudah punah terdiri dari bahasa daerah, kesenian, cerita rakyat; Pustaka berusia ratusan tahun dan sudah langka / tidak ada di pasaran; Kajian dan dokumentasi candi dan warisan purbakala Asia tenggara khususnya Angkor Vat.

Kegiatan Preservasi digital koleksi langka UGM memunculkan berbagai harapan dan potensi di masa depan. Potensi tersebut di antaranya sebagai: Sumber referensi sejarah; Sumber referensi budaya lokal; Memorabilia sejarah bangsa; Preservasi digital heritage local content; Rekreasi sejarah masa kolonial; Referensi sejarah purbakala dan candi Nusantara, serta Asia Tenggara; Sarana akses informasi koleksi langka untuk disabilitas.

Berbagai pihak telah menggunakan referensi koleksi langka UGM di antaranya: Peneliti/mahasiswa melakukan riset sejarah, sosial budaya; Instansi menyusun sejarah perkembangan; Dosen/guru menyusun bahan ajar.

Lawang Sajarah menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah institusi yang mewarnai sejarah bangsa. Preservasi digital koleksi langka UGM kini menghadapi tantangan baru untuk selalu memperbarui teknologi dan melakukan berbagai inovasi untuk mempermudah masyarakat mengakses koleksi digital, khususnya dari segi tampilan web, hyperlink, fitur kecerdasan buatan dalam penelusuran informasi, serta khususnya fitur untuk mempermudah akses bagi disabilitas.