Mahasiswa Sebagai Agent of Modernization

Ketika kita memasuki dekade enam puluhan, kita menyaksikan peranan mahasiswa yang sangat menonjol didalam kehidupan sosial dan politik dimana-mana. Di Amerika, misalnya, hampir di semua universitas terjadi "Campus Unrest" sebagai protes terhadap perang Vietnam dan korupsi yang dilakukan oleh kaum politisi, puncaknya dengan terjadinya penembakan mahasiswa Kent State University (Ohio) yang mengakibatkan terbunuhnya lima orang mahasiswa. Di Perancis mereka mengatakan protes terhadap De Gaule yang hampir melumpuhkan kota Paris. Demikian juga di Yunani, Mesir, dan di Thiland sehingga berhasil menjatuhkan regime Thanom Kitikochorh yang ototiter dan korup.
Di tanah air kita, sejarah membuktikan bagaimana besarnya peranan mahasiswa di dalam kehidupan sosial dan politik. Puncaknya dapat kita lihat dengan berhasilnya mereka menjatuhkan Soekarno pada tahun 1965/1966, dengan mengadakan koalisi dengan Angkatan Bersenjata. Kemudian ini berlanjut terus yang hampir dapat dilihat secara periodik paling tidak setiap lima tahun sekali. Peristiwa protes pa da tahun 1973, dan 1978 dapat kita sebutkan sebagai contoh yang jelas sekali.
Salah satu eksplanasi terhadap timbulnya gerakan-gerakan protes yang dilakukan oleh mahasiswa adalah terjadinya "konflik antar generasi" (Generation Conflik) sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan politik yang sangat cepat. Menurut para pendukung pendapat ini, angkatan muda/mahasiswa sangat memikirkan modernisasi dari pada bangsanya.